Die Proteste gegen das SED-Regimes

Die Proteste gegen das SED-Regimes setzten sich dennoch fort. So gingen während der ersten Montagsdemonstration nach der Ernennung von Krenz zum Generalsekretär allein in Leipzig mehr als 300.000 Menschen auf die Straβe - viele von ihnen mit Anti-Krenz-Parolen unter den Stichworten "Demokratie uberkrenzt" und "Sozialismus krenzenlos". Uberall im Lande gab es weitere Grossdemonstrationen: in Plauen, Dresden. Halle, Zwickau, Neubrandenburg und Jena, um nur einige zu nennen - und natürlich auch im Ostbelin, wo sich 5000 Demonstranten vor dem Palast der Republik versammelten, deren Losung lautete: "Demokratie - jetzt oder nie".

Results (Indonesian) 1:

Protes terhadap rezim SED terus tetap. Jadi, lebih dari 300.000 orang di jalanan - banyak dari mereka dengan slogan-slogan Krenz di bawah kata kunci "Uberkrenzt demokrasi" dan "Sosialisme krenzenlos" pergi setelah pengangkatan Krenz sebagai Sekretaris Jenderal sendiri di Leipzig selama demonstrasi Senin pertama. Di mana-mana di negara ada lebih demonstrasi: di Plauen, Dresden. Hall, Zwickau, Neubrandenburg dan Jena, untuk nama beberapa - dan tentu saja juga di Belin Timur, di mana untuk mengumpulkan 5000 demonstran di luar istana Republik, yang slogan adalah: "Demokrasi - sekarang atau tidak pernah".

Results (Indonesian) 2:

Protes terhadap rezim SED masih terus berlanjut. Jadi pergi selama Senin demonstrasi pertama setelah pengangkatan Sekretaris Jenderal Krenz sendirian di Leipzig lebih dari 300.000 orang di jalan - banyak dari mereka dengan slogan-slogan anti-Krenz di bawah judul "uberkrenzt Demokrasi" dan "sosialisme krenzenlos". Di mana-mana di negara ini, ada demonstrasi yang lebih besar: di Plauen, Dresden. Halle, Zwickau, Neubrandenburg dan Jena, hanya untuk beberapa nama - dan tentu saja di Ostbelin mana 5.000 pengunjuk rasa berkumpul di depan Istana Republik, yang slogannya adalah: "Demokrasi - sekarang atau tidak pernah".